Kamis, 09 Oktober 2025

Pertanyaan Isian (10 Soal)

1.Teks akademik biasanya digunakan dalam konteks pendidikan tinggi untuk menyampaikan gagasan, analisis, dan refleksi.

2.Perbedaan utama antara teks akademik dan teks ilmiah terletak pada tujuan, struktur, dan tingkat kedalaman kajian.

3.Struktur umum teks akademik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup.

4.Teks ilmiah biasanya mengikuti alur logis dengan struktur IMRAD yang berarti Introduction, Methods, Results, and Discussion.

5.Salah satu ciri khas teks ilmiah adalah objektivitas, artinya penulis tidak memasukkan pendapat pribadi atau emosi subjektif tanpa dasar ilmiah.

6.Semua klaim dalam teks ilmiah harus didukung oleh data empiris atau sumber referensi yang terpercaya.

7.Salah satu prinsip penulisan akademik adalah menghindari plagiarisme dengan cara mencantumkan sumber secara konsisten.

8.Literasi kritis mencakup kemampuan menilai validitas informasi atau argumen dalam sebuah teks.

9.Jenis teks akademik yang bertujuan menjelaskan konsep secara logis disebut teks eksposisi.

10.Salah satu solusi untuk meningkatkan literasi akademik mahasiswa adalah menyediakan pelatihan penulisan dan membaca kritis secara berkala.


 Pertanyaan Esai

1.Perbedaan mendasar antara teks akademik dan teks ilmiah terletak pada tujuan dan pendekatannya. Teks akademik berfungsi untuk melatih kemampuan berpikir kritis serta mengembangkan gagasan mahasiswa dalam konteks pembelajaran. Sementara teks ilmiah bertujuan menyampaikan hasil penelitian yang telah diverifikasi secara empiris. Struktur teks akademik cenderung lebih fleksibel, sedangkan teks ilmiah mengikuti pola IMRAD yang sistematis.

2.Penggunaan bahasa baku penting dalam teks ilmiah karena menunjukkan ketepatan, kejelasan, dan profesionalitas akademik. Bahasa baku menghindarkan ambiguitas dan memastikan pesan disampaikan secara objektif. Contoh: “Penelitian ini menunjukkan bahwa suhu memengaruhi laju pertumbuhan tanaman,” lebih tepat daripada “Tanaman tampaknya tumbuh lebih cepat jika cuacanya hangat.”

3.Literasi kritis berperan penting dalam membentuk mahasiswa yang mampu menilai keabsahan sumber, memahami konteks tulisan, serta mengidentifikasi bias atau asumsi dalam teks. Dengan kemampuan ini, mahasiswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga menginterpretasi dan mengkritisinya untuk menghasilkan tulisan yang reflektif dan berargumen kuat.

4.Prinsip penulisan akademik meliputi kejelasan ide, konsistensi struktur, kejujuran ilmiah, penggunaan bahasa baku, dan pencantuman referensi secara benar. Contohnya, setiap kutipan dari sumber lain harus disertai rujukan, misalnya (Swales & Feak, 2012), agar terhindar dari plagiarisme dan menjaga kredibilitas tulisan.

5.Kemampuan menulis dan membaca teks akademik secara kritis berdampak langsung pada peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Mahasiswa yang memiliki literasi akademik baik akan lebih mampu berpikir analitis, menghasilkan karya ilmiah berkualitas, serta berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini mendorong terciptanya budaya akademik yang rasional, terbuka, dan berintegritas di lingkungan kampus. 

Ringkasan: Mengenal Teks Akademik dan Ilmiah  Fondasi Literasi di Dunia Pendidikan Tinggi

Teks akademik dan teks ilmiah merupakan komponen fundamental dalam membentuk kompetensi literasi di lingkungan pendidikan tinggi. Teks akademik merujuk pada karya tulis yang dihasilkan dalam konteks pembelajaran dan kegiatan ilmiah, seperti makalah, esai, dan laporan penelitian mahasiswa. Tujuannya adalah melatih kemampuan berpikir kritis, sistematis, serta mengembangkan argumentasi berdasarkan kajian teoritis. Sementara itu, teks ilmiah merupakan hasil penelitian yang disusun dengan mengikuti kaidah metode ilmiah dan ditujukan untuk menyampaikan temuan empiris kepada komunitas akademik yang lebih luas.

Perbedaan utama antara keduanya terletak pada orientasi dan fungsinya. Teks akademik bersifat pedagogis dan berfokus pada proses pembelajaran, sedangkan teks ilmiah bersifat profesional dengan tujuan memperluas pengetahuan melalui validasi data dan analisis ilmiah. Karakteristik teks ilmiah meliputi objektivitas, sistematika penulisan, penggunaan bahasa formal, kejelasan argumentasi, serta ketepatan dalam penggunaan sumber referensi.

Adapun struktur teks akademik umumnya terdiri atas bagian pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan, serta daftar pustaka. Penulisan akademik yang baik harus mengikuti prinsip-prinsip kejelasan, konsistensi, ketepatan logika, kejujuran ilmiah, dan kepatuhan terhadap etika sitasi untuk menghindari plagiarisme.

Lebih jauh, literasi kritis menjadi aspek esensial dalam membaca dan menulis teks akademik. Kemampuan ini memungkinkan mahasiswa menilai keabsahan informasi, menginterpretasi teks secara reflektif, dan mengonstruksi argumen yang berbasis bukti. Oleh karena itu, peningkatan literasi akademik perlu didukung melalui pelatihan membaca kritis, penguasaan metodologi penelitian, serta pemanfaatan sumber ilmiah digital yang kredibel. Pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip tersebut akan memperkuat budaya akademik yang rasional, etis, dan berintegritas di lingkungan pendidikan tinggi.


Daftar Pustaka:

Kemendikbudristek. (2023). Modul Literasi Akademik di Perguruan Tinggi. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Swales, J. M., & Feak, C. B. (2012). Academic Writing for Graduate Students: Essential Tasks and Skills (3rd ed.). University of Michigan Press.

A.Pendahuluan

Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan tinggi, teks akademik memiliki peran penting sebagai media komunikasi ilmiah dan wahana penyebaran pengetahuan. Teks akademik tidak hanya berfungsi untuk menyampaikan hasil penelitian, tetapi juga menjadi sarana pengembangan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan reflektif bagi mahasiswa. Dalam konteks keilmuan arsitektur, teks akademik berfungsi merekam hasil kajian terhadap lingkungan binaan, kebudayaan, serta nilai-nilai yang hidup di masyarakat.

Kalimantan Barat merupakan salah satu wilayah Indonesia yang kaya akan warisan arsitektur tradisional, terutama dari tiga etnis utama yaitu Dayak, Melayu, dan Cina. Masing-masing memiliki karakter arsitektur yang khas dan mencerminkan adaptasi terhadap lingkungan, sosial, serta nilai budaya. Kajian terhadap teks akademik yang membahas arsitektur tradisional Kalimantan Barat menjadi penting karena di dalamnya terkandung nilai keilmuan yang kuat sekaligus nilai kebangsaan yang merepresentasikan identitas Indonesia yang majemuk.

Namun, dalam praktik akademik, banyak mahasiswa yang masih memandang teks ilmiah hanya sebagai laporan teknis, tanpa menggali dimensi kebahasaan dan nilai-nilai kebangsaan yang mendasarinya. Oleh sebab itu, kegiatan eksplorasi dan pembacaan kritis terhadap teks akademik ini bertujuan memperkuat kemampuan analitis mahasiswa dalam mengenali ciri-ciri bahasa ilmiah, menilai validitas keilmuan, dan menafsirkan nilai-nilai budaya yang tersirat di dalam teks. Melalui kegiatan ini, diharapkan mahasiswa dapat melihat teks akademik bukan hanya sebagai hasil riset, tetapi juga sebagai refleksi pemikiran ilmiah yang berakar pada jati diri bangsa.

Tujuan

Mengeksplorasi struktur dan ciri khas teks akademik pada tiga karya ilmiah bidang arsitektur yang relevan dengan budaya Kalimantan Barat.

Menganalisis penggunaan bahasa akademik dalam teks, termasuk ketepatan kosakata, kejelasan argumentasi, dan objektivitas penyajian.

Menelusuri nilai-nilai keilmuan yang terkandung dalam isi teks, seperti penerapan teori arsitektur, metodologi penelitian, dan keabsahan data ilmiah.

Mengidentifikasi nilai-nilai kebangsaan dalam teks, misalnya semangat nasionalisme, pelestarian budaya lokal, dan penerapan etika akademik.

Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan literasi ilmiah mahasiswa, terutama dalam memahami hubungan antara bahasa, pengetahuan, dan identitas kebangsaan.

B.Metodologi

Kajian dilakukan dengan menggunakan metode analisis isi (content analysis) dan pembacaan kritis terhadap tiga teks akademik yang dipilih. Setiap teks dianalisis berdasarkan empat aspek utama:

Struktur dan ciri teks akademik, meliputi keberadaan unsur abstrak, pendahuluan, metodologi, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan.

Bahasa akademik, mencakup penggunaan kosakata ilmiah, kejelasan kalimat, konsistensi logika, dan objektivitas penyampaian.

Nilai keilmuan, meliputi dasar teori yang digunakan, keakuratan metode penelitian, serta validitas data dan analisis.

Nilai kebangsaan, mencakup kearifan lokal, semangat pelestarian budaya, dan penerapan etika akademik.

Proses analisis dilakukan dengan membaca setiap teks secara menyeluruh, menandai bagian penting yang mencerminkan aspek di atas, dan membandingkan pola bahasa serta kerangka berpikir antar-penulis.

C.Hasil dan Pembahasan

1.Struktur dan Ciri Khas Teks Akademik

Artikel Zairin Zain (2012) memiliki struktur lengkap: abstrak dwibahasa, pendahuluan, metodologi studi kasus, landasan teori, hasil, pembahasan, dan kesimpulan. Penulis meneliti tiga tipe rumah Melayu Sambas (Potong Limas, Potong Kawat, dan Potong Godang) dengan fokus pada bentuk, proporsi, dan hubungan ruang.

Artikel Ciptadi & Hamzah (2019) menggunakan format jurnal terapan dengan pendekatan rasionalistik-kualitatif, membahas rumah Melayu Pontianak berdasarkan teori N.J. Habraken tentang sistem fisik bangunan. Struktur tulisan mencerminkan penelitian empiris dengan tahapan observasi, dokumentasi, analisis, dan pemetaan hasil.

Artikel Setiawan dkk. (2021) menggunakan struktur prosiding seminar dengan penjelasan teoritis, studi pustaka, metode deskriptif, dan hasil sintesis tiga gaya arsitektur (Dayak, Melayu, dan Cina). Penulis menonjolkan kajian visual melalui perbandingan fasad bangunan

2.Bahasa Akademik

Bahasa yang digunakan dalam ketiga teks bersifat baku, formal, dan ilmiah. Kosakata yang dominan antara lain “struktur”, “ruang”, “proporsi”, “simetri”, “sistem fisik”, “spasial”, “fasad”, dan “ornamen”. Kalimat disusun dengan bentuk deklaratif dan argumentatif yang mendukung objektivitas.

Zain (2012) menggunakan bahasa yang teknis namun komunikatif untuk menggambarkan elemen ruang dan struktur. Ciptadi & Hamzah (2019) menampilkan gaya bahasa akademik dengan istilah teoretis, sedangkan Setiawan (2021) menggunakan deskripsi visual untuk menonjolkan aspek budaya dan simbolik. Ketiga teks menghindari opini pribadi dan lebih menekankan pada deskripsi berbasis data serta teori.

3.Nilai Keilmuan

Nilai keilmuan tampak melalui penggunaan teori arsitektur internasional dan metodologi ilmiah yang tepat. Zain (2012) mengacu pada teori ruang dari Ching (1994) dan konsep karakter tempat dari Norberg-Schulz (1979), menunjukkan pemahaman mendalam terhadap prinsip proporsi dan harmoni ruang. Ciptadi & Hamzah (2019) menerapkan teori sistem Habraken (1978) untuk menganalisis struktur fisik (elemen kepala, badan, dan kaki), yang menghasilkan klasifikasi konstruksi rumah Melayu secara sistematis. Setiawan (2021) menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menyintesis tiga langgam arsitektur berbeda, menunjukkan kemampuan analitis dalam mengaitkan faktor sosial, budaya, dan fisik. Ketiga penelitian ini menegaskan bahwa arsitektur vernakular bukan sekadar produk estetika, tetapi juga hasil adaptasi ekologis dan sosial masyarakat setempat.

4.Nilai Kebangsaan

Nilai kebangsaan sangat menonjol dalam seluruh teks. Ketiganya menekankan pentingnya pelestarian arsitektur tradisional sebagai warisan budaya nasional. Zain (2012) menegaskan rumah Melayu Sambas sebagai jembatan antara masa lalu, kini, dan masa depan yang merefleksikan kearifan lokal. Ciptadi & Hamzah (2019) mengungkapkan kesatuan antara struktur fisik dan identitas masyarakat Melayu Pontianak sebagai bentuk nasionalisme arsitektural. Setiawan (2021) menyoroti integrasi arsitektur Dayak, Melayu, dan Cina sebagai simbol toleransi dan multikulturalisme khas Kalimantan Barat. Nilai-nilai seperti gotong royong, religiusitas, kesetiaan terhadap lingkungan, serta penghormatan terhadap tradisi lokal menjadi penanda kuat karakter kebangsaan dalam teks-teks ini.

D.Kesimpulan dan Rekomendasi

Hasil eksplorasi menunjukkan bahwa ketiga teks akademik tersebut memiliki kesamaan dalam struktur ilmiah, kekuatan bahasa akademik, dan kedalaman nilai keilmuan serta kebangsaan. Teks-teks tersebut memperlihatkan bahwa arsitektur tradisional bukan sekadar bentuk fisik, melainkan juga media pewarisan nilai-nilai budaya bangsa.

Bahasa ilmiah yang digunakan mencerminkan kedisiplinan akademik dan komitmen terhadap etika ilmiah. Penggunaan teori global yang dikontekstualisasikan ke budaya lokal menunjukkan kemampuan penulis dalam berpikir kritis dan analitis. Dari sisi kebangsaan, ketiga karya menjadi bukti bahwa penelitian arsitektur di Indonesia dapat berfungsi sebagai bentuk cultural preservation dan pembangunan karakter nasional.

Rekomendasi dari kajian ini antara lain:

Mahasiswa perlu memperkuat kemampuan membaca kritis terhadap teks akademik lintas budaya.

Perlu ada kolaborasi riset antardaerah untuk mendokumentasikan arsitektur tradisional Nusantara.

Bahasa Indonesia perlu terus dikembangkan sebagai bahasa ilmiah berwibawa dalam dunia akademik arsitektur.



A. Soal Pilihan Ganda (10 Soal)

Pilihlah jawaban yang paling tepat memberi tanda (x) pada huruf a,b,c atau d!


1. Fungsi utama bahasa Indonesia dalam konteks akademik adalah …

a. Alat komunikasi sehari-hari

b. Alat berpikir dan ekspresi intelektual

c. Bahasa populer di media sosial

d. Bahasa pengantar informal

2. Ciri utama bahasa akademik adalah …

a. Menggunakan bahasa santai

b. Banyak menggunakan ungkapan emosional

c. Formal, objektif, dan presisi istilah

d. Bebas dari aturan ejaan

3. Struktur karya ilmiah umumnya mengikuti format …

a. SWOT

b. IMRAD

c. SMART

d. SWOT-IMRAD

4. Yang termasuk jenis teks ilmiah adalah …

a. Artikel jurnal

b. Status media sosial

c. Iklan komersial

d. Puisi populer

5. Kesalahan dalam penggunaan bahasa akademik dapat menyebabkan …

a. Tulisan lebih kreatif

b. Berkurangnya kredibilitas karya ilmiah

c. Pembaca lebih cepat memahami

d. Gagasan lebih mudah diterima

6. Internasionalisasi bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui …

a. Program BIPA

b. Penyederhanaan kosakata populer

c. Mengurangi publikasi ilmiah

d. Menghindari kolaborasi internasional

7. Etika akademik dalam penulisan karya ilmiah menuntut mahasiswa untuk …

a. Menulis bebas tanpa aturan

b. Menghindari plagiarisme

c. Memperbanyak opini pribadi

d. Menggunakan bahasa populer

8. Salah satu ciri kalimat dalam bahasa akademik adalah …

a. Bertele-tele dan panjang

b. Tidak logis

c. Efektif dan padat makna

d. Mengutamakan bahasa gaul

9. Contoh nyata peran bahasa Indonesia sebagai sarana ekspresi intelektual adalah …

a. Membuat status singkat di WhatsApp

b. Menulis makalah ilmiah

c. Membuat meme lucu

d. Menulis surat pribadi

10. Upaya memartabatkan bahasa Indonesia di tingkat global dapat dilakukan melalui …

a. Diplomasi kebahasaan

b. Mengurangi publikasi ilmiah

c. Membatasi istilah ilmiah baru

d. Mengabaikan kaidah PUEBI


B. Soal Isian Singkat (10 Soal)

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!

1.Bahasa berfungsi bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai alat berpikir dan ekspresi intelektual

2.Bahasa akademik menuntut penggunaan istilah yang konsisten dan sesuai bidang ilmu.

3.Format umum karya ilmiah adalah IMRAD (Introduction, Methods, Results, and Discussion)

4.Salah satu contoh teks ilmiah adalah artikel jurnal

5.Kesalahan penggunaan ejaan dan istilah dapat mengurangi  kredibilitas karya ilmiah.

6.Penulisan karya ilmiah harus mematuhi etika akademik, termasuk menghindari plagiarisme

7.Program internasionalisasi bahasa Indonesia untuk penutur asing disebut BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing)

8.Bahasa Indonesia yang baik dan benar mencerminkan kualitas  intelektual penulisnya.

9.Artikel jurnal, buku ajar, dan laporan penelitian termasuk dalam jenis teks ilmiah

10.Penggunaan bahasa Indonesia dalam forum internasional dapat memperkuat identitas bangsa.


C. Soal Esai (5 Soal) 

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan lengkap!

1.Jelaskan peran bahasa Indonesia sebagai alat ekspresi dan pikir intelektual!

Bahasa Indonesia berperan sebagai sarana untuk menyusun dan mengekspresikan gagasan ilmiah secara logis dan terstruktur.

Contoh: digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah, laporan penelitian, dan diskusi akademik.

2.Mengapa bahasa akademik harus bersifat formal, objektif, dan presisi? Berikan contohnya!

 Karena bahasa akademik bertujuan menyampaikan kebenaran ilmiah secara jelas tanpa bias.

Contoh: Kalimat seperti “Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh X terhadap Y” menunjukkan objektivitas dan presisi istilah.

3.Analisislah fungsi teks ilmiah sebagai jembatan ilmu pengetahuan bagi masyarakat!

Teks ilmiah menghubungkan pengetahuan yang dihasilkan peneliti dengan pembaca luas, sehingga ilmu dapat diakses, dipahami, dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kemajuan bersama.

4.Bagaimana strategi memartabatkan bahasa Indonesia agar diakui sebagai bahasa ilmu global?

Strateginya antara lain:

•Meningkatkan jumlah publikasi ilmiah berbahasa Indonesia yang terindeks global.

•Memperluas program BIPA di luar negeri.

•Mengembangkan istilah ilmiah yang baku dan modern.

5.Menurut Anda, apa tantangan terbesar dalam internasionalisasi bahasa Indonesia di era globalisasi?

Tantangan terbesar adalah dominasi bahasa asing (terutama Inggris) dalam dunia akademik dan sains.

Solusi: memperkuat kualitas publikasi ilmiah berbahasa Indonesia dan memperluas diplomasi kebahasaan di tingkat global.

A. Soal Pilihan Ganda (10 Soal)

Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d!

1. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat konseptualisasi gagasan. Hal ini menunjukkan peran bahasa sebagai…

a) Alat komunikasi sehari-hari

b) Alat pikir dan ekspresi intelektual

c) Simbol identitas daerah

d) Sarana hiburan semata

2. Dalam konteks dunia akademik, salah satu tantangan utama penggunaan Bahasa Indonesia adalah…

a) Kurangnya penutur asli

b) Dominasi bahasa asing dan kurangnya padanan istilah ilmiah

c) Tidak adanya jurnal ilmiah nasional

d) Kaidah tata bahasa yang terlalu rumit

3. Teks ilmiah berfungsi sebagai jembatan ilmu karena…

a) Ditulis dengan bahasa yang puitis

b) Menghubungkan pengetahuan penulis dengan pemahaman pembaca

c) Selalu diterbitkan dalam dua bahasa

d) Hanya bisa diakses oleh akademisi tertentu

4. Salah satu syarat penulisan karya ilmiah yang baik adalah…

a) Menggunakan bahasa gaul yang kekinian

b) Kepatuhan terhadap kaidah EYD dan PUEBI

c) Panjang tulisan yang tidak terbatas

d) Hanya menggunakan istilah asing

5. Upaya internasionalisasi Bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui cara berikut, KECUALI…

a) Publikasi jurnal berbahasa Indonesia yang terindeks global

b) Kolaborasi riset dengan abstrak bilingual

c) Mengganti bahasa pengantar di semua sekolah dengan bahasa Inggris

d) Program pengajaran BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing)

6. Dasar hukum kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara ditetapkan dalam…

a) Sumpah Pemuda 1928

b) Undang-Undang Dasar 1945

c) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

d) Keputusan Presiden pertama

7. Fungsi bahasa Indonesia yang menyatukan keragaman budaya dan etnis di Indonesia dikenal sebagai fungsi…

a) Komunikatif

b) Edukatif

c) Identitas Nasional

d) Ilmiah

8. Lembaga pemerintah yang bertugas mengembangkan dan membina Bahasa Indonesia adalah…

a) LIPI

b) Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa)

c) Kementerian Luar Negeri

d) UNESCO

9. Salah satu strategi untuk memartabatkan Bahasa Indonesia di ranah ilmu pengetahuan adalah…

a) Pengembangan istilah baru yang sesuai kaidah

b) Menghindari penggunaan bahasa Indonesia dalam diskusi ilmiah

c) Menerjemahkan semua jurnal internasional ke bahasa daerah

d) Hanya menggunakan bahasa Indonesia untuk sastra

10. Menurut modul, bahasa Indonesia berkembang menjadi bahasa ilmu, hukum, pendidikan, dan teknologi. Hal ini menunjukkan…

a) Bahasa Indonesia kaku dan tidak berkembang

b) Kedudukan bahasa Indonesia yang dinamis dan multifungsi

c) Bahasa Indonesia hanya untuk kepentingan formal

d) Fungsi bahasa Indonesia semakin menyempit

Soal Isian Singkat (10 Soal)

Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang tepat!


1. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga medium pikir dan ekspresi intelektual

2. Dalam Sumpah Pemuda 1928, Bahasa Indonesia diikrarkan sebagai bahasa persatuan

3. Salah satu fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai bahasa ilmiah untuk menyusun dan menyebarluaskan gagasan akademik.

4. Program yang dirancang untuk mengajarkan Bahasa Indonesia kepada penutur asing disebut  BIPA (Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing)

5. Penulisan karya ilmiah menuntut ketepata  bahasa dan kejelasan struktur kalimat.

6. Keterampilan membaca kritis meliputi analisis struktur, pemahaman makna, dan evaluasi argumentasi dalam sebuah teks ilmiah.

7. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa  negara berarti digunakan dalam administrasi, pendidikan, dan hukum.

8. Pengembangan kosakata / istilah ilmiah diperlukan untuk mengatasi tantangan kurangnya padanan istilah dalam bahasa Indonesia.

9. Upaya memartabatkan bahasa Indonesia dapat dilakukan melalui publikasi ilmiah dan peningkatan literasi akademik.

10. Salah satu buku rujukan utama untuk tata bahasa baku Indonesia adalah buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang disusun oleh Anton M. Moeliono.


C. Soal Esai (5 Soal dan Jawaban)

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jelas dan lengkap!


1. Jelaskan mengapa bahasa Indonesia disebut sebagai “wahana intelektual dan ilmiah” dan berikan minimal dua contoh konkret perwujudannya dalam dunia akademik!

Jawaban:

Bahasa Indonesia disebut wahana intelektual dan ilmiah karena menjadi alat berpikir, menalar, dan menulis karya ilmiah secara sistematis. Bahasa ini digunakan untuk menyampaikan gagasan ilmiah agar dapat dipahami secara logis dan objektif.

Contoh:

  • Digunakan dalam penulisan skripsi, tesis, dan disertasi.
  • Dipakai dalam jurnal ilmiah nasional seperti Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia.


2. Analisislah hubungan antara “bahasa” dan “pembangunan ilmu pengetahuan” di Indonesia! Mengapa penguatan peran bahasa Indonesia dianggap crucial (sangat penting) dalam konteks ini?

Jawaban:

Bahasa merupakan sarana utama untuk menyampaikan dan mengembangkan ilmu. Pembangunan ilmu pengetahuan di Indonesia bergantung pada kemampuan bahasa Indonesia dalam menampung dan menyalurkan konsep ilmiah secara tepat.

Penguatan peran bahasa Indonesia penting agar hasil riset dapat diakses luas oleh masyarakat dan memperkuat identitas ilmiah nasional tanpa bergantung penuh pada bahasa asing.


3. Berdasarkan modul, terdapat sejumlah tantangan dalam memartabatkan bahasa Indonesia sebagai bahasa ilmu. Identifikasi dua tantangan utama tersebut dan proposalkan satu solusi strategis untuk mengatasi masing-masing tantangan!

Jawaban:

Tantangan 1: Kurangnya padanan istilah ilmiah dalam bahasa Indonesia.

Solusi: Mengembangkan istilah baru sesuai kaidah melalui lembaga kebahasaan.

Tantangan 2: Dominasi bahasa asing dalam publikasi akademik.

Solusi: Meningkatkan kualitas jurnal berbahasa Indonesia agar terindeks internasional.


4. Jelaskan perbedaan mendasar antara kedudukan bahasa Indonesia sebagai “bahasa nasional” dan sebagai “bahasa negara”! Berikan satu contoh penggunaan untuk masing-masing kedudukan tersebut.

Jawaban:

  • Bahasa Nasional: berfungsi sebagai lambang identitas dan alat pemersatu bangsa.

Contoh: digunakan dalam upacara, lagu kebangsaan, dan komunikasi antar daerah.

  • Bahasa Negara: digunakan secara resmi dalam pemerintahan, hukum, dan pendidikan.

Contoh: digunakan dalam dokumen resmi negara dan surat keputusan pemerintah.


5. Menurut Anda, bagaimana peran generasi muda (mahasiswa) dalam upaya internasionalisasi bahasa Indonesia? Sebutkan minimal dua aksi nyata yang dapat dilakukan.

Jawaban:

Generasi muda berperan penting sebagai agen promosi dan pengguna aktif bahasa Indonesia di dunia global.

Aksi nyata:

1.Menulis karya ilmiah dalam bahasa Indonesia dan menyebarkannya melalui media digital.

2.Mengikuti program BIPA atau kegiatan pertukaran budaya untuk memperkenalkan bahasa Indonesia ke luar negeri.

Kamis, 02 Oktober 2025

Struktur Teks Ilmiah: Panduan Memahami Karya Akademik


 

Abstrak


Struktur teks ilmiah merupakan unsur krusial yang menentukan kejelasan, sistematika, serta kredibilitas sebuah karya akademik. Tanpa struktur yang baik, sebuah karya tulis tidak akan mampu menyampaikan ide secara efektif, meskipun memiliki data atau gagasan yang berkualitas. Oleh karena itu, mahasiswa maupun peneliti dituntut untuk memahami pola penyusunan karya ilmiah yang mencakup bagian pendahuluan, kajian masalah, pembahasan, hingga kesimpulan.


Artikel ini bertujuan memberikan pemahaman komprehensif mengenai struktur teks ilmiah, fungsi tiap bagian, serta kaitannya dengan etika penulisan akademik. Dengan merujuk pada Modul 1 serta beberapa literatur akademik, artikel ini juga menghadirkan visualisasi berupa mind map untuk mempermudah pemahaman. Hasil pembahasan menunjukkan bahwa penguasaan struktur teks ilmiah tidak hanya berfungsi untuk memenuhi tuntutan akademis, tetapi juga sebagai bekal dalam mengembangkan keterampilan berpikir kritis, analitis, serta sistematis yang sangat diperlukan dalam dunia pendidikan maupun penelitian.


Kata Kunci: Teks ilmiah, struktur, karya akademik, penulisan, metodologi


Pendahuluan


Teks ilmiah merupakan sarana komunikasi akademik yang digunakan untuk menyampaikan pengetahuan berdasarkan fakta, logika, serta data yang dapat diverifikasi. Tidak seperti teks populer yang lebih menekankan gaya bahasa naratif atau persuasif, teks ilmiah mengedepankan kejelasan, ketelitian, dan objektivitas.


Penulisan teks ilmiah harus mengikuti pola struktur yang telah disepakati secara akademis. Struktur tersebut berfungsi sebagai kerangka yang memandu penulis dalam menyusun ide serta mempermudah pembaca memahami isi karya. Apabila penulisan tidak terstruktur, maka informasi yang disampaikan bisa kehilangan arah, sulit dipahami, bahkan berpotensi mengurangi nilai akademiknya.


Modul 1 menekankan bahwa pemahaman struktur teks ilmiah menjadi kunci utama agar mahasiswa dapat menghasilkan karya akademik sesuai standar. Dengan memahami susunannya, mahasiswa tidak hanya terbantu dalam menulis, tetapi juga dilatih berpikir runtut, sistematis, dan kritis. Artikel ini diharapkan dapat menjadi panduan praktis sekaligus referensi konseptual bagi mahasiswa dalam menyusun karya tulis akademik, baik berupa makalah, laporan penelitian, maupun skripsi.


Permasalahan


Dalam praktiknya, penulisan teks ilmiah masih menghadapi sejumlah kendala, di antaranya:

1. Kurangnya pemahaman struktur

Banyak mahasiswa yang belum menguasai secara mendalam bagian-bagian utama teks ilmiah. Akibatnya, tulisan yang dihasilkan sering tidak teratur, melompat-lompat, atau bahkan kehilangan fokus.

2. Ketidaksesuaian dengan standar akademik

Masalah lain yang sering muncul adalah penulisan yang tidak konsisten dalam hal sistematika, penggunaan bahasa baku, maupun tata kutip. Hal ini berpotensi menurunkan kredibilitas karya tersebut.

3. Minimnya referensi ilmiah

Mahasiswa sering mengandalkan sumber-sumber populer atau non-ilmiah yang tidak dapat dipertanggungjawabkan. Padahal, karya akademik harus didasarkan pada literatur ilmiah yang relevan dan valid.

4. Kesulitan menyusun gagasan

Banyak mahasiswa merasa kesulitan menempatkan ide atau argumen pada bagian yang tepat, misalnya mencampurkan latar belakang dengan pembahasan, atau menulis kesimpulan yang sekadar mengulang isi tanpa memberikan makna baru.


Pembahasan


1. Definisi Teks Ilmiah


Teks ilmiah adalah tulisan yang disusun berdasarkan hasil penelitian, kajian teori, atau pemikiran logis dengan tujuan menyampaikan informasi secara objektif, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan. Teks ini berlandaskan pada metode ilmiah dan disusun mengikuti kaidah akademik.


Contoh teks ilmiah dapat ditemukan dalam bentuk artikel jurnal, skripsi, tesis, disertasi, laporan penelitian, hingga makalah kuliah.


2. Tujuan Penulisan Teks Ilmiah


Tujuan utama penulisan teks ilmiah tidak hanya untuk memenuhi tugas akademik, melainkan juga untuk:

Menyampaikan hasil penelitian secara jelas agar dapat dipahami, diuji, serta dikembangkan oleh peneliti lain.

Mengembangkan pengetahuan akademik dengan menambah literatur yang bermanfaat.

Memberikan solusi terhadap permasalahan baik di bidang akademik maupun masyarakat.

Melatih keterampilan berpikir kritis dan logis sehingga mahasiswa atau penulis terbiasa menalar, menganalisis, serta menyusun argumen dengan baik.


3. Struktur Teks Ilmiah


Menurut Modul 1 dan berbagai literatur, struktur dasar teks ilmiah terdiri atas:

1. Judul – harus ringkas, padat, dan mencerminkan isi tulisan.

2. Abstrak – berisi ringkasan tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan.

3. Kata Kunci – terdiri atas 3–5 istilah penting yang mewakili isi.

4. Pendahuluan – berisi latar belakang, rumusan masalah, serta tujuan penelitian.

5. Kajian Pustaka / Kajian Teori – membahas teori-teori yang relevan dan penelitian terdahulu.

6. Metodologi Penelitian – menjelaskan pendekatan, alat, serta prosedur yang digunakan.

7. Hasil dan Pembahasan – menyajikan temuan penelitian disertai analisis dan diskusi kritis.

8. Kesimpulan dan Saran – memuat rangkuman hasil penelitian serta rekomendasi.

9. Daftar Pustaka – daftar referensi sesuai kaidah sitasi (APA, MLA, Chicago, dll.).


4. Ciri-ciri Teks Ilmiah

Menggunakan bahasa baku dan formal.

Menjunjung objektivitas, bukan opini pribadi semata.

Disusun secara sistematis, runtut, dan logis.

Berdasarkan data atau literatur yang dapat dipertanggungjawabkan.

Bersifat komunikatif, sehingga bisa dipahami oleh pembaca akademis.


5. Pentingnya Struktur dalam Penulisan Ilmiah


Struktur memegang peranan penting karena:

Membantu penulis mengorganisir ide secara lebih terarah.

Memudahkan pembaca memahami isi dengan alur yang jelas.

Menjaga kredibilitas akademis, sehingga karya diakui secara ilmiah.

Menjadi standar baku yang memudahkan peneliti lain untuk menelaah atau melanjutkan penelitian.


6. Tantangan dan Solusi

Tantangan: keterbatasan literasi akademik, kurangnya pembiasaan membaca, serta lemahnya penguasaan metodologi.

Solusi: membiasakan diri membaca karya ilmiah, mengikuti pelatihan penulisan, berdiskusi dengan dosen atau peneliti senior, serta menggunakan panduan penulisan akademik resmi.


Kesimpulan dan Saran


Kesimpulan


Struktur teks ilmiah merupakan komponen fundamental dalam penyusunan karya akademik. Pemahaman mendalam terhadap setiap bagiannya—mulai dari abstrak, pendahuluan, kajian pustaka, metodologi, hasil dan pembahasan, hingga kesimpulan—akan membantu mahasiswa menghasilkan tulisan yang sistematis, kredibel, dan sesuai standar akademik.


Saran

1. Mahasiswa perlu lebih banyak berlatih menulis karya ilmiah secara konsisten.

2. Dosen sebaiknya memberikan bimbingan intensif mengenai teknik penulisan akademik.

3. Perguruan tinggi disarankan menyediakan modul, workshop, serta forum diskusi terkait penulisan ilmiah.


Daftar Pustaka

Modul 1. (2025). Struktur Teks Ilmiah. Universitas (sesuai sumber modul kuliah).

Creswell, J. W. (2018). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (5th ed.). SAGE Publications.

Keraf, Gorys. (2004). Argumentasi dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

A. Ringkasan 10 Poin Penting Informasi ilmiah merupakan informasi yang dihasilkan melalui proses penelitian sistematis, bersifat objekti...