Kamis, 13 November 2025

A. Ringkasan 10 Poin Penting

  1. Informasi ilmiah merupakan informasi yang dihasilkan melalui proses penelitian sistematis, bersifat objektif, dan dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

  2. Ciri-ciri informasi ilmiah meliputi berbasis riset, menggunakan metode ilmiah, didukung bukti empiris, dan terpublikasi melalui media akademik seperti jurnal atau prosiding.

  3. Jenis informasi ilmiah meliputi artikel jurnal, laporan penelitian, buku referensi, prosiding konferensi, serta karya ilmiah mahasiswa seperti skripsi dan tesis.

  4. Penelusuran informasi ilmiah dilakukan dengan menentukan kata kunci yang tepat, menggunakan operator Boolean (AND, OR, NOT), dan memanfaatkan basis data seperti Google Scholar, DOAJ, SINTA, dan GARUDA.

  5. Evaluasi sumber ilmiah dapat dilakukan dengan menilai aspek akurasi, otoritas penulis, objektivitas, cakupan, serta kekinian dari informasi yang diperoleh.

  6. Validasi informasi penting untuk menghindari penggunaan sumber palsu, hoaks akademik, atau jurnal predator yang tidak melalui proses peer review.

  7. Etika penggunaan informasi ilmiah mencakup kejujuran akademik, penghormatan hak cipta, dan transparansi dalam mencantumkan sumber.

  8. Penulisan kutipan dan daftar pustaka harus mengikuti format yang konsisten seperti APA, MLA, atau Chicago, serta membedakan kutipan langsung dan tidak langsung.

  9. Penggunaan aplikasi manajemen referensi seperti Zotero dan Mendeley membantu mahasiswa mengelola sumber pustaka secara sistematis dan mencegah plagiarisme.

  10. Kemampuan menelusuri dan menulis informasi ilmiah mencerminkan profesionalisme akademik dan berkontribusi pada integritas penulisan ilmiah yang kredibel.

B. Pertanyaan Pemantik dan Jawaban

  1. Apa perbedaan antara informasi ilmiah dan informasi populer?
    Informasi ilmiah bersumber dari penelitian akademik yang terverifikasi dan menggunakan bahasa formal serta metode ilmiah. Sementara informasi populer bersifat umum, ditulis untuk khalayak luas, dan tidak selalu melalui proses verifikasi ilmiah.

  2. Bagaimana cara menelusuri informasi ilmiah yang valid di internet?
    Gunakan mesin pencari akademik seperti Google Scholar, DOAJ, SINTA, atau GARUDA, dengan kata kunci yang spesifik dan operator Boolean untuk mempersempit hasil pencarian. Evaluasi hasil dengan melihat nama penulis, jurnal penerbit, dan tahun terbit.

  3. Sebutkan kriteria untuk menilai kredibilitas sebuah jurnal ilmiah.
    Kredibilitas jurnal dapat dilihat dari: (1) proses peer review, (2) indeksasi dalam database terakreditasi (Scopus, DOAJ, SINTA), (3) reputasi penerbit, (4) frekuensi terbit, dan (5) rekam jejak penulis.

  4. Mengapa penghindaran plagiarisme penting dalam penulisan ilmiah?
    Karena plagiarisme melanggar etika akademik, merusak reputasi ilmiah, dan mengurangi keaslian serta kepercayaan terhadap karya yang dihasilkan.

  5. Bagaimana format penulisan daftar pustaka untuk sumber daring?
    Contoh format APA:

    Nama Penulis. (Tahun). Judul artikel. Nama Situs atau Jurnal. URL
    Misalnya:
    Rahmawati, A. (2023). Analisis Literasi Digital Mahasiswa di Era AI. Jurnal Pendidikan, 5(2), 45–56. https://doi.org/1

C. Pertanyaan Reflektif dan Jawaban

  1. Ceritakan pengalaman Anda menggunakan sumber tidak valid dan dampaknya.
    Saya pernah menggunakan artikel blog tanpa sumber yang jelas sebagai referensi. Akibatnya, argumen dalam tulisan saya kurang kuat dan sulit dipertahankan saat diskusi kelas karena tidak memiliki dasar ilmiah yang sah.

  2. Bagaimana Anda membedakan jurnal ilmiah terpercaya dan jurnal predator?
    Saya memeriksa apakah jurnal memiliki proses peer review, terindeks di SINTA atau Scopus, mencantumkan dewan editor yang jelas, dan tidak meminta biaya publikasi mencurigakan tanpa prosedur seleksi.

  3. Apa kesulitan terbesar dalam menulis daftar pustaka? Bagaimana mengatasinya?
    Kesulitan terbesar adalah menjaga konsistensi format kutipan. Saya mengatasinya dengan menggunakan aplikasi referensi seperti Mendeley agar sitasi otomatis tersusun sesuai gaya APA.

  4. Apakah Anda pernah menggunakan Mendeley/Zotero? Jelaskan pengalamannya.
    Ya, saya menggunakan Mendeley untuk menyimpan artikel dan membuat kutipan otomatis. Aplikasi ini sangat membantu dalam menulis makalah panjang karena daftar pustaka tersusun secara otomatis dan rapi.

  5. Perbaikan apa yang akan Anda lakukan dalam menulis kutipan ke depan?
    Saya akan lebih teliti dalam mencantumkan sumber setiap kali mengambil ide atau data, serta memastikan semua referensi tercantum di daftar pustaka sesuai format yang benar untuk menjaga keaslian karya.


A. Ringkasan 10 Poin Penting – Materi Pembelajaran 6: Analisis dan Integrasi Sumber Pustaka

  1. Sumber pustaka menjadi landasan utama dalam penyusunan karya ilmiah karena berfungsi memperkuat argumen dan mendukung keabsahan data penelitian.

  2. Sumber primer berisi data orisinal hasil penelitian seperti jurnal ilmiah, skripsi, dan tesis; sumber sekunder berupa ulasan terhadap sumber primer seperti buku teks; sedangkan sumber tersier mencakup indeks, katalog, dan bibliografi.

  3. Pembedaan jenis sumber membantu penulis menentukan tingkat relevansi dan keandalan suatu referensi dalam mendukung argumentasi ilmiah.

  4. Strategi membaca akademik seperti skimming, scanning, previewing, membaca kritis, dan anotasi digunakan untuk memahami isi bacaan secara efisien dan mendalam.

  5. Membaca kritis memungkinkan mahasiswa menilai kekuatan logika, keakuratan bukti, serta potensi bias dalam suatu tulisan akademik.

  6. Analisis isi mencakup kemampuan mengidentifikasi gagasan utama, menilai validitas argumen, dan membandingkan berbagai sumber untuk memperkuat posisi penelitian.

  7. Pencatatan informasi dapat dilakukan melalui parafrase, ringkasan, dan kutipan langsung, kemudian diorganisasi menggunakan outline, mind map, atau aplikasi referensi seperti Mendeley dan Zotero.

  8. Integrasi sumber pustaka ke dalam karya ilmiah memerlukan konsistensi gaya penulisan serta penerapan sistem sitasi yang sesuai (APA, MLA, Chicago).

  9. Etika akademik menuntut penulis untuk menghindari plagiarisme melalui teknik parafrase yang benar dan penggunaan sumber secara jujur.

  10. Penguasaan keterampilan membaca dan analisis pustaka menghasilkan karya ilmiah yang kredibel, logis, sistematis, dan menunjukkan integritas akademik yang tinggi.

B. Pertanyaan Pemantik dan Jawaban

  1. Mengapa penting membedakan sumber primer, sekunder, dan tersier?
    Karena setiap jenis sumber memiliki tingkat keaslian dan fungsi berbeda. Sumber primer memberikan data otentik, sumber sekunder menawarkan interpretasi, sedangkan sumber tersier memudahkan penelusuran referensi. Pembedaan ini membantu penulis menentukan dasar argumen yang paling kuat.

  2. Apa perbedaan membaca akademik dengan membaca umum?
    Membaca akademik bersifat analitis, kritis, dan selektif untuk memahami konsep ilmiah secara mendalam. Sedangkan membaca umum lebih bersifat informatif atau hiburan tanpa analisis mendalam terhadap struktur dan logika teks.

  3. Bagaimana cara menilai kredibilitas sebuah sumber pustaka?
    Kredibilitas dapat dinilai dari reputasi penulis, tahun penerbitan, lembaga penerbit, serta kejelasan metodologi dan data yang digunakan. Sumber akademik resmi seperti jurnal bereputasi lebih dapat dipercaya dibandingkan blog atau artikel populer.

  4. Apa saja kesalahan umum dalam mengutip sumber?
    Kesalahan yang sering terjadi meliputi tidak mencantumkan sumber, salah format sitasi, menyalin teks tanpa parafrase, serta menggunakan sumber yang tidak relevan atau tidak valid.

  5. Bagaimana menjaga keaslian argumen saat mengutip banyak referensi?
    Dengan melakukan sintesis informasi, bukan sekadar menyalin pendapat. Penulis perlu menghubungkan berbagai sumber untuk memperkuat posisi argumennya sendiri secara logis dan konsisten.

C. Pertanyaan Reflektif dan Jawaban

  1. Sejauh mana Anda mampu membedakan sumber kredibel dan tidak kredibel?
    Saya mampu mengenali sumber kredibel melalui identitas penulis, reputasi penerbit, dan bukti ilmiah yang digunakan. Sumber yang tidak memiliki dasar metodologis atau diterbitkan tanpa proses penelaahan sejawat biasanya saya hindari.

  2. Strategi apa yang Anda gunakan saat kesulitan memahami teks akademik?
    Saya menggunakan strategi skimming untuk menemukan ide utama, lalu membaca ulang secara mendalam dengan mencatat istilah penting dan membuat peta konsep untuk memperjelas hubungan antar gagasan.

  3. Bagaimana pencatatan informasi membantu struktur tulisan Anda?
    Pencatatan sistematis memudahkan saya mengorganisasi ide sesuai urutan logis dan mencegah pengulangan. Selain itu, penggunaan aplikasi referensi membantu menjaga konsistensi sitasi.

  4. Apa tantangan Anda dalam parafrase dan sintesis informasi?
    Tantangan utamanya adalah mempertahankan makna asli tanpa menyalin struktur kalimat. Untuk mengatasinya, saya berlatih memahami inti gagasan terlebih dahulu, kemudian menulis ulang dengan gaya bahasa sendiri.

  5. Bagaimana Anda akan mengubah kebiasaan belajar setelah mempelajari modul ini?
    Saya akan lebih disiplin dalam mencatat sumber, menggunakan aplikasi referensi, serta melatih kemampuan membaca kritis agar setiap argumen yang saya tulis lebih terstruktur, orisinal, dan berbasis data ilmiah.

 

A. Ringkasan 10 Poin Penting

  1. Kaidah bahasa akademik mencakup tata bahasa, ejaan, diksi, dan gaya bahasa formal yang menjadi dasar penulisan ilmiah yang kredibel.

  2. Teks akademik bersifat objektif, sistematis, dan dapat dipertanggungjawabkan, sedangkan teks ilmiah fokus pada penyajian hasil penelitian.

  3. Struktur kalimat efektif terdiri atas Subjek–Predikat–Objek–Pelengkap–Keterangan (SPOK) dengan ciri kehematan, kepaduan, kejelasan, kesatuan, dan logika.

  4. EYD V (2022) menjadi pedoman terbaru dalam ejaan bahasa Indonesia yang digunakan dalam penulisan akademik.

  5. Huruf kapital dan huruf miring memiliki fungsi berbeda: kapital untuk penegasan formal, miring untuk istilah asing atau judul karya.

  6. Diksi akademik harus padat, tepat makna, dan sesuai dengan konteks ilmiah; hindari bahasa emotif dan subjektif.

  7. Gaya bahasa ilmiah bersifat netral, formal, dan konsisten untuk menjaga profesionalitas serta objektivitas tulisan.

  8. Revisi dan self-editing merupakan proses penting dalam meningkatkan kejelasan, keakuratan, dan konsistensi bahasa ilmiah.

  9. Literasi kritis membantu penulis menilai validitas argumen dan membangun tulisan berbasis logika serta data.

  10. Penerapan kaidah bahasa yang benar mencerminkan integritas akademik dan meningkatkan kredibilitas penulis maupun lembaga ilmiah.

B. Pertanyaan Pemantik dan Jawaban

  1. Apa perbedaan mendasar antara paragraf dalam tulisan populer dan paragraf dalam teks ilmiah?
    Paragraf dalam tulisan populer bersifat ringan, komunikatif, dan bertujuan menghibur atau menyampaikan opini, sedangkan paragraf dalam teks ilmiah bersifat formal, logis, dan berfokus pada penyajian data serta analisis secara objektif.

  2. Mengapa struktur paragraf yang logis menjadi penentu keberhasilan dalam menyampaikan ide ilmiah?
    Struktur yang logis memastikan gagasan tersusun secara runtut dan mudah dipahami. Paragraf yang sistematis membantu pembaca mengikuti alur berpikir penulis dan memperkuat validitas argumen ilmiah.

  3. Bagaimana cara membedakan paragraf deskriptif dan paragraf argumentatif dalam teks akademik?
    Paragraf deskriptif menggambarkan objek, situasi, atau fenomena secara faktual tanpa analisis mendalam, sedangkan paragraf argumentatif menyajikan pendapat yang didukung bukti, data, dan penalaran logis untuk meyakinkan pembaca.

  4. Apakah sebuah pendapat dapat dikategorikan sebagai argumentasi ilmiah tanpa dukungan data? Mengapa?
    Tidak. Argumentasi ilmiah harus berbasis pada data, teori, atau hasil penelitian. Tanpa dukungan bukti, pendapat hanya menjadi opini subjektif yang tidak memiliki dasar ilmiah.

  5. Bagaimana strategi penyusunan paragraf dapat memengaruhi kredibilitas akademik seorang penulis?
    Paragraf yang terstruktur dengan baik menunjukkan kemampuan berpikir kritis dan sistematis. Jika paragraf acak atau tidak logis, pembaca akan meragukan kompetensi dan ketelitian ilmiah penulis.

C. Latihan Reflektif (Jawaban Pribadi Argumentatif)

  1. Sejauh mana saya telah menerapkan struktur paragraf yang efektif dalam tulisan ilmiah saya?
    Saya telah berupaya menggunakan struktur paragraf yang efektif dengan menyusun gagasan utama di awal paragraf dan mendukungnya dengan kalimat penjelas yang relevan, meskipun terkadang masih perlu memperbaiki kesinambungan antarparagraf.

  2. Apakah argumentasi yang saya bangun dalam tulisan selama ini sudah logis, berbasis data, dan meyakinkan?
    Secara umum sudah cukup logis, tetapi saya menyadari perlunya memperkuat argumen dengan data empiris dan referensi ilmiah agar lebih kredibel dan terverifikasi.

  3. Apa kesulitan utama saya dalam menyusun paragraf argumentatif, dan bagaimana saya bisa mengatasinya?
    Kesulitan utama saya adalah menghubungkan ide pendukung dengan data secara runtut. Untuk mengatasinya, saya dapat membuat kerangka argumen sebelum menulis dan melakukan revisi setelah membaca ulang tulisan secara kritis.

  4. Bagaimana saya memastikan setiap paragraf dalam tulisan saya mendukung secara utuh terhadap tesis utama?
    Saya dapat memastikan kesesuaian isi paragraf dengan tesis utama dengan meninjau ulang setiap paragraf dan memeriksa apakah setiap argumen benar-benar memperkuat pernyataan pokok tulisan.

  5. Apa manfaat jangka panjang dari kemampuan menyusun paragraf dan argumentasi ilmiah dalam dunia akademik dan profesional saya?
    Kemampuan tersebut akan membantu saya berpikir sistematis, berkomunikasi secara persuasif, dan menyampaikan gagasan secara kredibel. Dalam jangka panjang, hal ini meningkatkan kepercayaan akademik dan profesional di bidang keilmuan maupun pekerjaan.

 

10 Soal Isian

1. Kaidah bahasa dalam penulisan akademik mencakup tata bahasa, ejaan, diksi, dan gaya bahasa.

2. Kalimat efektif harus memiliki lima ciri utama, yaitu kehematan, kepaduan, kejelasan, kesatuan, dan logika.

3. Struktur dasar kalimat Bahasa Indonesia yang digunakan dalam teks akademik dikenal dengan istilah SPOK (Subjek–Predikat–Objek–Pelengkap–Keterangan).

4. Contoh kata serapan dari bahasa Inggris yang telah disesuaikan secara fonologis adalah komputer (dari computer).

5. Dalam teks akademik, penggunaan kata ganti seperti “saya” sebaiknya dihindari dan diganti dengan kata penulis atau kami.

6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan edisi kelima dikenal dengan singkatan EYD V.

7. Huruf miring dalam penulisan akademik digunakan untuk menuliskan judul karya dan istilah asing yang belum diserap.

8. Kesalahan struktur paralel dalam kalimat dapat menyebabkan ambiguitas makna dan menurunkan kualitas tulisan.

9. Salah satu teknologi yang dapat digunakan untuk membantu revisi bahasa ilmiah adalah Grammarly.

10. Menurut modul, revisi bahasa ilmiah merupakan bagian dari proses akademik yang berkelanjutan.

5 soal esai

1. Mengapa penggunaan kaidah bahasa yang tepat dalam teks akademik dianggap sebagai indikator profesionalisme dan integritas ilmiah seorang penulis?

Penggunaan kaidah bahasa yang tepat menunjukkan kemampuan penulis untuk berpikir logis, sistematis, dan bertanggung jawab terhadap gagasannya. Bahasa yang sesuai kaidah mencerminkan ketelitian, keseriusan, serta penghormatan terhadap pembaca dan komunitas ilmiah. Sebaliknya, kesalahan dalam tata bahasa, ejaan, atau diksi dapat menurunkan kredibilitas tulisan dan menciptakan kesan kurang profesional. Oleh karena itu, kepatuhan terhadap kaidah bahasa menjadi indikator integritas ilmiah seorang penulis.

2. Uraikan lima ciri kalimat efektif dalam penulisan akademik dan berikan masing-masing satu contoh kalimat yang sesuai.

  1. Kehematan: Menghindari kata yang tidak perlu.
    Contoh: “Mahasiswa sedang belajar di kelas.”

  2. Kepaduan: Unsur kalimat saling berkaitan.
    Contoh: “Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor penyebab banjir.”

  3. Kejelasan: Tidak menimbulkan tafsir ganda.
    Contoh: “Peneliti mewawancarai kepala sekolah dan guru secara terpisah.”

  4. Kesatuan: Memiliki satu pokok pikiran.
    Contoh: “Sistem pendidikan harus menyesuaikan perkembangan teknologi.”

  5. Logika: Hubungan antarunsur kalimat masuk akal.
    Contoh: “Mahasiswa hadir untuk mengikuti kuliah, bukan untuk bermain.”

3.Bandingkan peran huruf kapital dan huruf miring dalam penulisan akademik menurut EYD V. Sertakan contoh penggunaannya dalam kalimat.

Huruf kapital digunakan untuk menandai awal kalimat, nama orang, gelar kehormatan, bangsa, dan hari besar, misalnya: Mahasiswa Universitas Indonesia mengikuti Seminar Nasional Bahasa.
Sementara itu, huruf miring digunakan untuk menuliskan judul karya, istilah asing, atau penekanan kata tertentu, contohnya: Konsep zeitgeist digunakan dalam kajian budaya kontemporer. Dengan demikian, huruf kapital berfungsi menegaskan identitas formal, sedangkan huruf miring menandai unsur nonbaku atau penegasan dalam teks.

4. Mengapa revisi bahasa ilmiah penting dilakukan sebelum naskah dipublikasikan? Jelaskan langkah-langkah self-editing yang dapat dilakukan oleh mahasiswa.

Revisi bahasa penting karena memastikan naskah bebas dari kesalahan gramatika, ejaan, dan diksi yang dapat mengaburkan makna atau menurunkan kualitas akademik. Revisi juga meningkatkan kejelasan, koherensi, dan profesionalitas tulisan. Langkah self-editing yang dapat dilakukan mahasiswa antara lain:

  1. Membaca ulang naskah dengan fokus pada struktur kalimat.

  2. Memeriksa ejaan, kapitalisasi, dan tanda baca sesuai EYD V.

  3. Mengevaluasi ketepatan diksi dan konsistensi gaya bahasa.

  4. Menggunakan alat bantu seperti Grammarly atau korektor daring.

  5. Meminta umpan balik dari dosen atau sejawat sebelum pengumpulan.

5. Dalam konteks penulisan akademik, bagaimana pemilihan diksi dan gaya bahasa dapat memengaruhi persepsi pembaca terhadap kredibilitas tulisan?

Pemilihan diksi yang tepat dan gaya bahasa yang formal mencerminkan ketelitian serta kompetensi ilmiah penulis. Diksi yang sesuai konteks akademik memperjelas pesan dan memperkuat argumen, sedangkan gaya bahasa yang objektif menjaga netralitas dan menghindari bias emosional. Sebaliknya, penggunaan kata informal, ambigu, atau tidak baku dapat menimbulkan kesan tidak profesional dan mengurangi kepercayaan pembaca terhadap isi tulisan. Oleh karena itu, diksi dan gaya bahasa berperan penting dalam membangun kredibilitas dan otoritas akademik.

Ringkasan: Kaidah Bahasa dalam teks Akademik

Pendahuluan

Kaidah bahasa dalam teks akademik merupakan dasar utama dalam menghasilkan karya tulis ilmiah yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan. Bahasa akademik berfungsi bukan hanya sebagai alat komunikasi, tetapi juga sebagai cerminan cara berpikir yang logis, sistematis, dan profesional. Pemahaman terhadap tata bahasa, ejaan, diksi, serta gaya bahasa ilmiah menjadi kunci dalam menjaga kejelasan dan integritas tulisan.

Isi

Teks akademik adalah tulisan yang digunakan dalam ranah pendidikan dan keilmuan untuk menyampaikan gagasan, analisis, atau hasil penelitian secara objektif dan terstruktur. Adapun teks ilmiah merupakan bagian dari teks akademik yang lebih berfokus pada penyajian hasil penelitian berdasarkan metode ilmiah dan data empiris. Perbedaan utamanya terletak pada tujuan dan tingkat formalitas: teks akademik mencakup berbagai bentuk tulisan seperti makalah atau laporan, sedangkan teks ilmiah menitikberatkan pada pengembangan pengetahuan baru.

Karakteristik teks ilmiah mencakup objektivitas, kejelasan, sistematis, dan penggunaan bahasa baku sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (EYD V). Struktur teks akademik terdiri atas pendahuluan, isi, dan penutup yang disusun secara logis dengan penerapan kalimat efektif dan struktur SPOK. Prinsip penulisan akademik menekankan ketepatan tata bahasa, konsistensi ejaan, ketepatan diksi, serta gaya bahasa yang formal dan netral. Proses revisi dan self-editing juga penting untuk memastikan keakuratan serta keterbacaan naskah.

Selain itu, literasi kritis memiliki peran penting dalam membaca dan menulis teks akademik. Literasi ini membantu mahasiswa memahami konteks, menilai keabsahan argumen, dan mengembangkan tulisan yang reflektif serta bertanggung jawab. Peningkatan literasi akademik dapat dilakukan melalui pelatihan berkelanjutan, pembiasaan revisi, dan pemanfaatan teknologi penulisan seperti Grammarly atau Turnitin.

Penutup

Penerapan kaidah bahasa yang baik dalam teks akademik tidak hanya berfungsi sebagai aturan teknis, tetapi juga sebagai wujud integritas dan profesionalisme penulis. Bahasa yang efektif, tepat, dan konsisten meningkatkan kredibilitas tulisan serta memperkuat logika ilmiah. Oleh karena itu, penguasaan tata bahasa, ejaan, diksi, dan gaya akademik harus menjadi perhatian utama dalam setiap karya tulis ilmiah.

Daftar Pustaka

Damaianti, V. S., & Wahya, W. (2021). Membaca Kritis dan Kreatif untuk Mahasiswa. Rajawali Pers.
Mahsun, M. (2021). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Rajawali Pers.


Kamis, 09 Oktober 2025

Pertanyaan Isian (10 Soal)

1.Teks akademik biasanya digunakan dalam konteks pendidikan tinggi untuk menyampaikan gagasan, analisis, dan refleksi.

2.Perbedaan utama antara teks akademik dan teks ilmiah terletak pada tujuan, struktur, dan tingkat kedalaman kajian.

3.Struktur umum teks akademik terdiri dari tiga bagian utama, yaitu pendahuluan, isi/pembahasan, dan penutup.

4.Teks ilmiah biasanya mengikuti alur logis dengan struktur IMRAD yang berarti Introduction, Methods, Results, and Discussion.

5.Salah satu ciri khas teks ilmiah adalah objektivitas, artinya penulis tidak memasukkan pendapat pribadi atau emosi subjektif tanpa dasar ilmiah.

6.Semua klaim dalam teks ilmiah harus didukung oleh data empiris atau sumber referensi yang terpercaya.

7.Salah satu prinsip penulisan akademik adalah menghindari plagiarisme dengan cara mencantumkan sumber secara konsisten.

8.Literasi kritis mencakup kemampuan menilai validitas informasi atau argumen dalam sebuah teks.

9.Jenis teks akademik yang bertujuan menjelaskan konsep secara logis disebut teks eksposisi.

10.Salah satu solusi untuk meningkatkan literasi akademik mahasiswa adalah menyediakan pelatihan penulisan dan membaca kritis secara berkala.


 Pertanyaan Esai

1.Perbedaan mendasar antara teks akademik dan teks ilmiah terletak pada tujuan dan pendekatannya. Teks akademik berfungsi untuk melatih kemampuan berpikir kritis serta mengembangkan gagasan mahasiswa dalam konteks pembelajaran. Sementara teks ilmiah bertujuan menyampaikan hasil penelitian yang telah diverifikasi secara empiris. Struktur teks akademik cenderung lebih fleksibel, sedangkan teks ilmiah mengikuti pola IMRAD yang sistematis.

2.Penggunaan bahasa baku penting dalam teks ilmiah karena menunjukkan ketepatan, kejelasan, dan profesionalitas akademik. Bahasa baku menghindarkan ambiguitas dan memastikan pesan disampaikan secara objektif. Contoh: “Penelitian ini menunjukkan bahwa suhu memengaruhi laju pertumbuhan tanaman,” lebih tepat daripada “Tanaman tampaknya tumbuh lebih cepat jika cuacanya hangat.”

3.Literasi kritis berperan penting dalam membentuk mahasiswa yang mampu menilai keabsahan sumber, memahami konteks tulisan, serta mengidentifikasi bias atau asumsi dalam teks. Dengan kemampuan ini, mahasiswa tidak hanya menerima informasi, tetapi juga menginterpretasi dan mengkritisinya untuk menghasilkan tulisan yang reflektif dan berargumen kuat.

4.Prinsip penulisan akademik meliputi kejelasan ide, konsistensi struktur, kejujuran ilmiah, penggunaan bahasa baku, dan pencantuman referensi secara benar. Contohnya, setiap kutipan dari sumber lain harus disertai rujukan, misalnya (Swales & Feak, 2012), agar terhindar dari plagiarisme dan menjaga kredibilitas tulisan.

5.Kemampuan menulis dan membaca teks akademik secara kritis berdampak langsung pada peningkatan kualitas pendidikan tinggi. Mahasiswa yang memiliki literasi akademik baik akan lebih mampu berpikir analitis, menghasilkan karya ilmiah berkualitas, serta berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini mendorong terciptanya budaya akademik yang rasional, terbuka, dan berintegritas di lingkungan kampus. 

Ringkasan: Mengenal Teks Akademik dan Ilmiah  Fondasi Literasi di Dunia Pendidikan Tinggi

Teks akademik dan teks ilmiah merupakan komponen fundamental dalam membentuk kompetensi literasi di lingkungan pendidikan tinggi. Teks akademik merujuk pada karya tulis yang dihasilkan dalam konteks pembelajaran dan kegiatan ilmiah, seperti makalah, esai, dan laporan penelitian mahasiswa. Tujuannya adalah melatih kemampuan berpikir kritis, sistematis, serta mengembangkan argumentasi berdasarkan kajian teoritis. Sementara itu, teks ilmiah merupakan hasil penelitian yang disusun dengan mengikuti kaidah metode ilmiah dan ditujukan untuk menyampaikan temuan empiris kepada komunitas akademik yang lebih luas.

Perbedaan utama antara keduanya terletak pada orientasi dan fungsinya. Teks akademik bersifat pedagogis dan berfokus pada proses pembelajaran, sedangkan teks ilmiah bersifat profesional dengan tujuan memperluas pengetahuan melalui validasi data dan analisis ilmiah. Karakteristik teks ilmiah meliputi objektivitas, sistematika penulisan, penggunaan bahasa formal, kejelasan argumentasi, serta ketepatan dalam penggunaan sumber referensi.

Adapun struktur teks akademik umumnya terdiri atas bagian pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil dan pembahasan, kesimpulan, serta daftar pustaka. Penulisan akademik yang baik harus mengikuti prinsip-prinsip kejelasan, konsistensi, ketepatan logika, kejujuran ilmiah, dan kepatuhan terhadap etika sitasi untuk menghindari plagiarisme.

Lebih jauh, literasi kritis menjadi aspek esensial dalam membaca dan menulis teks akademik. Kemampuan ini memungkinkan mahasiswa menilai keabsahan informasi, menginterpretasi teks secara reflektif, dan mengonstruksi argumen yang berbasis bukti. Oleh karena itu, peningkatan literasi akademik perlu didukung melalui pelatihan membaca kritis, penguasaan metodologi penelitian, serta pemanfaatan sumber ilmiah digital yang kredibel. Pemahaman dan penerapan prinsip-prinsip tersebut akan memperkuat budaya akademik yang rasional, etis, dan berintegritas di lingkungan pendidikan tinggi.


Daftar Pustaka:

Kemendikbudristek. (2023). Modul Literasi Akademik di Perguruan Tinggi. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Swales, J. M., & Feak, C. B. (2012). Academic Writing for Graduate Students: Essential Tasks and Skills (3rd ed.). University of Michigan Press.

A. Ringkasan 10 Poin Penting Informasi ilmiah merupakan informasi yang dihasilkan melalui proses penelitian sistematis, bersifat objekti...